INTERNASIONAL 

Gerak – Gerik Jamal Khashoggi Dipantau Lewat Ponselnya yang Diretas Pembunuh?

Beritaterkini99- Jamal Khashoggi mungkin mengira pesan-pesan yang ia kirimkan ke sesama pembangkang Saudi, Omar Abdulaziz di Kanada, tersembunyi dan terselubung dalam balut keamanan siber bawaan aplikasi pesan singkat yang mereka gunakan, WhatsApp.

Pada kenyataannya, pesan-pesan itu didudga kuat telah diretas–bersama dengan ponsel Abdulaziz– karena terinfeksi oleh Pegasus, sebuah malware kuat yang dirancang untuk memata-matai penggunanya, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (13/1/2019).

Abdulaziz, seperti yang dilaporkan CNN bulan lalu, menggugat pencipta Pegasus, NSO Group, perusahaan siber yang berbasis di Israel, menuduh mereka melanggar hukum internasional dengan menjual perangkat lunak kepada Arab Saudi –atau setidaknya, terduga pelaku pembunuhan Khashoggi– yang ia sebut sebagai “penindas.”

NSO Group telah membantah terlibat dalam kematian Khashoggi, bersikeras bahwa perangkat lunaknya “hanya untuk digunakan memerangi terorisme dan kejahatan.”

Perusahaan itu dikutuk sebagai “yang terburuk dari yang terburuk” oleh whistleblower NSA, Edward Snowden selama konferensi video dengan audiens Israel November 2018.

“NSO Group saat ini, berdasarkan bukti yang kami miliki, adalah yang terburuk dari yang terburuk dalam menjual alat-alat pembobolan, yang saat ini secara aktif digunakan untuk melanggar hak asasi manusia para pembangkang, tokoh oposisi, dan aktivis,” kata Snowden.

Pesan Khashoggi Diretas?

Perangkat lunak malware Pegasus dapat menginfeksi telepon setelah satu klik pada tautan dalam pesan teks palsu, kemudian memberikan peretas akses lengkap ke telepon sasarannya.

Data yang disimpan di telepon, pesan, panggilan telepon, dan bahkan data lokasi GPS dapat terlihat, memungkinkan peretas untuk mengetahui di mana seseorang berada, dengan siapa dia berbicara, dan tentang apa.

Dalam kasus Jamal Khashoggi, peneliti keamanan siber Citizen Lab mengatakan, pesan teks berisi tautan malware Pegasus tersebut dikirim ke Omar Abdulaziz, yang menyamar sebagai pembaruan pengiriman tentang paket yang baru saja dipesannya.

Tautan tersebut, yang menurut Citizen Lab dilacak ke domain yang terhubung ke Pegasus, menyebabkan ponsel Abdulaziz terinfeksi malware, memberikan akses bagi hacker ke hampir seluruh ponselnya, termasuk percakapan hariannya dengan Jamal Khashoggi.

Dalam satu teks, sebelum kematiannya pada 2 Oktober di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Khashoggi mengetahui bahwa percakapannya dengan Abdulaziz mungkin telah diawasi.

“Tuhan tolong kami,” tulisnya. CNN diberikan akses ke korespondensi antara Khashoggi dan Omar Abdulaziz yang berbasis di Montreal.

Dua bulan kemudian, Khashoggi memasuki gedung konsulat untuk apa yang dia pikir merupakan janji rutin untuk mengambil surat-surat yang memungkinkan dia menikahi tunangannya dari Turki, Hatice Cengiz.

Beberapa menit kemudian, dia terbunuh dalam apa yang kemudian diakui oleh jaksa agung Saudi adalah pembunuhan berencana. Menyeruak dugaan bahwa para pelaku mungkin telah memantau rencana kedatangan Khashoggi ke konsulat di Istanbul setelah meretas percakapannya dengan Omar Abdulaziz menggunakan malware yang dimaksud.

Saudi telah menyajikan kisah-kisah tak konsisten tentang nasib Khashoggi, awalnya menyangkal pengetahuan apa pun sebelum berargumen bahwa sekelompok figur jahat, banyak dari mereka yang merupakan lingkaran dalam Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, bertanggung jawab atas kematian wartawan.

Riyadh menyatakan bahwa baik Pangeran Salman maupun Raja Salman tidak mengetahui operasi untuk menargetkan Jamal Khashoggi. Namun, para pejabat AS mengatakan misi semacam itu –termasuk 15 orang yang dikirim dari Riyadh– tidak mungkin dilakukan tanpa izin dari sang Putra Mahkota.

Related posts