Lifestyle 

Ini 5 Komplikasi Penderita Gagal Ginjal Kronis Yang Wajib Kamu Tahu!


Ginjal merupakan organ vital yang memegang peranan penting untuk menyaring darah dan juga sebagai jalan pembuangan sisa-sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh dalam bentuk urin. Selain itu ginjal juga memegang peranan penting untuk menyerap ion-ion yang masih diperlukan tubuh dan membuang ion yang tidak diperlukan lagi.

Banyak faktor yang dapat merusak fungsi ginjal sehingga organ vital tersebut tidak berfungsi lagi dengan baik, diantaranya diabetes melitus, kelebihan kolesterol (hiperkolesterolemia), hipertensi, dan peradangan pada glomerulus (glomerulonephritis). Kerusakan ginjal dimulai dari gagal ginjal akut (kerusakan sementara) yang tidak tertangani dengan baik sehingga dapat memburuk hingga menjadi gagal ginjal kronis (kerusakan permanen dan parah).

Penderita yang sudah memasuki gagal ginjal kronis wajib berhati-hati terhadap komplikasi yang dapat memperparah kondisi kesehatan, lho. Dilansir dari berbagai sumber ilmiah, berikut adalah 5 komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita gagal ginjal kronis!

1. Kelebihan kalium (hiperkalemia)

Komplikasi pertama yang mungkin terjadi ketika kamu di diagnosa terkena gagal ginjal kronis adalah kelebihan kadar kalium dalam darah atau dalam istilah medis disebut hiperkalemia. Seseorang yang mengalami gagal ginjal kronis akan mengalami gangguan filtrasi (penyaringan awal) pada ginjal. Hal ini mengakibatkan tubulus di ginjal tidak dapat lagi menukar ion K+/H+ dengan Na+, sehingga menyebabkan berlebihnya kadar kalium di dalam darah.

Kalium sendiri memang penting bagi tubuh yaitu untuk memperlancar fungsi otot, syaraf dan jantung. Namun, dalam jumlah yang berlebih dapat mengakibatkan terganggungnya fungsi jantung dan dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak, bahkan hingga kematian.

2. Pembengkakan Paru-Paru (Edema)

Keadaan seseorang yang menderita gagal ginjal kronis membuat ginjal mengalami penurunan fungsi. Kerusakan ginjal dapat memicu penurunan kadar albumin dalam tubuh (hipoalbuminemia) dan akan menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan secara cepat, sehingga terjadi pembengkakan pada paru-paru. Pembengkakan ini terjadi pada bagian interstitial dan alveolus paru.

Pada kondisi normal saat paru-paru mengembang maka akan terisi oleh oksigen, namun karena terjadi penumpukan cairan maka cairanlah yang akan terisi kedalam paru-paru. Hal ini menyebabkan penderita akan kesulitan dalam bernafas bahkan bisa merasakan nyeri ketika bernafas.

 

3. Tingginya Kadar Asam Dalam Tubuh (Asidosis)

Ginjal bertugas untuk memfiltrasi darah dan melakukan reabsorbsi (penyerapan kembali) pada ion-ion yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Ion H+ seharusnya terikat pada HCO3- karena ion H+ perlu dikeluarkan dari tubuh untuk menjaga keseimbangan pH dalam tubuh agar tidak terlalu asam. Kerusakan ginjal menyebabkan gangguan di tubulus sehingga HCO3- tidak bisa di reabsorbsi. Ha ini menyebabkan terjadinya penumpukan H+ di pembuluh darah sistemik sehingga kadar asam meningkat (asidosis).

Asidosis menyebabkan gangguan pada tubuh seperti kelemahan otot, penurunan refleks bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan. Selain itu juga dapat memicu pengendapan kalsium dalam darah dan berdampak pada pembentukan batu ginjal.

4. Gangguan Pada Otak (ensefalopati)

Umumnya di dalam tubuh terjadi metabolisme protein yang berasal dari makanan dan terjadi di dalam saluran pencernaan (duodenum). Protein akan dipecah menjadi asam amino dan zat sisa berupa amonia. Amonia merupakan senyawa toksik yang akan didetoksifikasi (diubah menjadi senyawa tidak toksik) di hati dan selanjutnya akan dieksresikan melalui ginjal dalam bentuk urin.

Pada pasien gagal ginjal kronis akan mengalami gangguan pada proses eksresi (pengeluaran senyawa yang tidak digunakan lagi oleh tubuh) sehingga menyebabkan amonia tidak dapat dikeluarkan dan akhirnya menumpuk di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan amonia dapat masuk ke dalam aliran darah sistemik dan terbawa sampai ke otak. Amonia akan menyebabkan kerusakan pada otak dan mengganggu kinerja otak. Tubuh akan mengalami perubahan kesadaran, terganggunya aktivitas hingga paling parah dapat menyebabkan kejang-kejang.

5. Anemia

Anemia terjadi pada pasien gagal ginjal kronis yang dipicu oleh kerusakan ginjal. Ginjal sebagai organ yang memproduksi eritropoietin yang berfungsi untuk pembentukan sel darah merah. Terganggunya proses pembentukan sel darah merah menyebabkan penurunan produksi sel darah merah yang menyebabkan terjadinya anemia. Selain terganggunga produksi sel darah merah, faktor lain yang menyebabkan anemia yaitu kekurangan zat besi, vitamin, dan masa hidup eritrosit yang mengalami hemolisis akibat perdarahan.

Menurut penelitian, anemia merupakan komplikasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pasien gagal ginjal kronis tidak menyadari jika terkena komplikasi anemia. Pasien perlu waspada jika mengalami tanda atau gejala anemia seperti pusing, muka pucat, badan lemas, sakit kepala atau jantung terasa berdebar.

Demikianlah informasi mengenai komplikasi yang bisa menghantui pasien dengan riwayat gagal ginjal kronis. Perlu upaya yang seimbang antara tenaga kesehatan dan juga dari pasien untuk bersama-sama mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah, agar tidak terjadi komplikasi diatas, ya. Penyakit ginjal kronis memang sulit untuk disembuhkan, tapi kamu bisa lho mencegahnya agar tidak semakin parah!

 

Sumber informasi:

  • Martono, 2015, Penurunan Resiko Henti Jantung Pada Asuhan Keperawatan Pasien Yang Dilakukan Hemodialisa Melalui Pengendalian Overload Cairan Kalium Serum, Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan Kementrian Kesehatan Politeknik Kesehatan, Surakarta.
  • Warida, T.P., 2016, Hubungan Kadar Kalium, Kalsium, Dan Fosfor Anorganik Pada Penderita Gagal Ginjal, Poltekes Kemenkes, Jakarta.
  • Pradesya, E.S., Faesol, H.A., 2016, Hubungan Gagal Ginjal Kronik Dengan Edema Paru Ditinjau Dari Gambaran Radiologi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
  • Rampegan, S.H., 2014, Edema Paru Kardiogenik Akut, Universitas Kedokteran Universitas Manado.
  • Lay, L.A., 2016, Studi Penggunaan Natrium Bikarbonat Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Rawat Inap Di Rsud Kabupaten Sidoarjo, Fakultas Farmasi Universitas Widya Mandala.
  • Sirait, F.R.H., Sari, M.I., 2017, Ensefalopati Uremikum pada Gagal Ginjal Kronis, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
  • Hidayat, R., Azmi, S., Pertiwi, D., 2016, Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M Djamil Padang Tahun 2010, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Related posts