EKONOMI 

Ada Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Morowali Bakal Serap Pekerja Lokal

Beritaterkini99- Direktur pelaksana PT Indonesia Morowali Industrial Park, Hamid Mina, mengatakan pembangunan pabrik lithium-ion komponen inti baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri Morowali akan memberikan dampak keekonomian besar untuk Indonesia.

Hamid menyampaikan, pabrik yang dimiliki PT QMB New Energy Materials ini akan menghasilkan produk senilai USD 800 juta per tahun. Investasi awal pembangunan pabrik semen USD 700 juta. Pabrik ini ditargetkan selesai dalam waktu pengerjaan 16 bulan.

“Total investasi sebesar USD 700 juta, yang akan menghasilkan produk senilai USD 800 juta per tahun,” kata dia, di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, seperti ditulis Sabtu (12/1/2019).

Selain menghasilkan produk bernilai tambah, lanjut dia, kehadiran pabrik tersebut akan menyerap banyak tenaga kerja lokal.

“Tentu saja hal ini juga menciptakan lowongan pekerjaan tambahan langsung sebanyak 2.000 orang, yang kita harapkan akan diisi oleh engineer Indonesia,” ungkapnya.

PT QMB New Energy Materials merupakan kerja sama antara perusahaan Tiongkok, Indonesia dan Jepang yang terdiri dari GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa. Pabrik ini akan dikembangkan dengan lahan seluas 120 hektare.

“Pembangunan pabrik ini, juga merupakan peran serta Kawasan IMIP, dalam mendukung Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan, dengan target 2.200 unit mobil listrik dan 711.000 unit mobil hibrida serta 2,1 juta unit sepeda motor listrik pada 2025,” urai Hamid.

 

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Minta Pemda Kreatif Manfaatkan Kawasan Industri

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitanmendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Morowali agar cepat tanggap dan memanfaatkan peluang bisnis yang muncul dengan kehadiran kawasan industri.

Mantan Menko Polhukam ini menyebut ada begitu banyak peluang bisnis yang bisa digarap. Salah satunya bagian suplai makanan. Jumlah karyawan di kawasan industri yang mencapai 30.000 orang, kata Luhut, merupakan potensi pasar yang besar jika digarap.

“Pemerintah daerah harus bantu Bupati coba suplai bahan makanan kemari. Ada 30.000 orang (karyawan). Kita hitung tadi malam berapa ekor ayam, ikan, sayur,” kata dia, di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu, 12 Januari 2019.

“Sekarang peluang sudah ada. Jangan dihilangkan, kalau kita mau maju. Atau kita mau dijajah secara teknologi atau ekonomi karena kita malas,” lanjut Luhut.

Dengan demikian, keuntungan yang diterima masyarakat akibat kehadiran kawasan industri bisa makin banyak. “Coba dilihat supaya rakyat kita dapat. Jadi pendidikan dapat, nanti yang lain juga bisa kita kembangkan dan itu bertahap tidak bisa seperti balikkan tangan,” ungkapnya.

Dia pun meminta kepada pengelola Kawasan Industri Morowali agar juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan kerja sama.

“Saya katakan sama Pak Hamid (Managing Director IMIP, Hamid Mina,) biar Perusda (Perusahaan Daerah) juga terlibat. Supaya ada kegiatan ekonomi lain,” tutur dia.

Koordinasi antara pengelola Kawasan Industri Morowali dengan pemerintah daerah juga sangat penting untuk menjaga agar iklim investasi tetap kondusif.

“Tapi jujur melihat kalau orang mau datang investasi kita harus rawat dengan bagus. Tapi kita bikin koridor bermain supaya national interest kita tidak terganggu,” ujar dia.

Related posts