INTERNASIONAL 

AS dan China Kembali Saling Balas Tarif Impor

beritaterkini99 – Amerika Serikat (AS) mulai putaran baru pengenaan tarif terhadap barang impor China senilai USD 16 miliar yang mulai berlaku pada Kamis.

Hal itu membuat China membalas dengan menerapkan tarif atas barang-barang AS dengan jumlah yang sama.

Ketegangan tinggi yang terjadi ketika para pejabat dari dua negara dengan ekonomi terbesar itu bertemu untuk negosiasi tarif di Washington, AS.

AS mulai kenakan tarif tambahan 25 persen terhadap 279 kategori produk impor China pada Kamis pukul 12.01 waktu setempat.

Barang-barang tersebut yang sudah diidentifikasi oleh perwakilan perdagangan AS. Produk-produk utama yang terkena termasuk semikonduktor, bahan kimia, plastik, sepeda motor dan skuter listrik. Demikian kutip dari laman CNBC, Kamis (23/8/2018).

Pemerintahan China pun membalas dengan tarif senilai USD 16 miliar untuk impor tambahan barang AS termasuk bahan bakar, produk baja, mobil dan peralatan medis. Pungutan itu berlaku pada saat yang sama ketika tarif diberlakukan pada Kamis.

Kementerian Perdagangan China menyatakan tegas menentang tarif terbaru oleh AS dan akan kembali melawan. Pemerintahan China pun akan mengajukan keluhan mengenai tarif dari AS kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Tarif AS terbaru yang balasan tarif impor barang China senilai USD 34 miliar diterapkan pada Juli telah mendorong importir AS untuk menempatkan pesanan tambahan untuk dikirimkan di masa mendatang.

Direktur Pelaksana Flexport, Henry Ko menuturkan, hal itu telah berkontribusi pada tingkat pengangkutan laut dan udara lebih tinggi. Ko menambahkan, secara keseluruhan, rantai pasokan akan dikenakan biaya tambahan.

“Jika perang dagang benar-benar berlanjut, harga untuk produk di banyak industri akan meningkat,” ujar Ko.

 

1 dari 2 halaman

Negosiasi Tak Mudah

Adapun para pejabat AS dan China bertemu pada Rabu di Washington untuk putaran pembicaraan perdagangan baru. Akan tetapi, banyak pihak tidak harapkan kompromi yang mudah. Bahkan Presiden AS Donald Trump tidak berharap banyak.

Pembicaraan formal antara AS dan China dilakukan sejak Juni. Ketika Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross gagal mengamankan pembelian besar Cina antara lain kedelai dan gas alam cair.

“Saya tidak melihat ini berakhir segera, itu pasti,” tutur Scott Kennedy, Wakil Direktur Freeman Chair di Center for Strategic and International Studies.

“Jarak antara pemerintahan AS Donald Trump dan China makin melebar karena administrasi Trump berpikir mereka menang,” ujar Kennedy.

Trump telah mengancam mengenakan bea masuk atas lebih dari USD 500 miliar barang-barang China yang diekspor setiap tahun ke AS kecuali China setuju mengubah kebijakan soal kekayaan intelektualnya, subsidi industri dan tariff.

Beijing membantah tuduhan Washington kalau secara sistematis memaksa transfer yang tidak adil dari teknologi AS dan bersikeras mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia.

 

Related posts