EKONOMI 

Bappenas: Bonus Demografi Harus Diikuti Peningkatan Kualitas SDM

Beritaterkini99 – Pemerintah Jokowi-JK tengah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyambut bonus demografi pada 2030. Tingginya populasi produktif tersebut dapat memberikan efek positif terhadap daya saing bangsa.

Direktur Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Mahatmi Parwitasari Saronto mengatakan, momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik. Sebab, pada 2030 mendatang populasi Indonesia akan didominasi oleh kalangan usia produktif.

“Bonus demografi sudah mulai masuk 2020, satu tahun lagi kalau tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi beban. Oleh karena itu optimalisasi bonus demografi harus didorong dengan peningkatan kualitas SDM,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Mahatmi menyebut, kualitas muda menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu, peluang ini harus dimaksimalkan betul-betul baik dari pemerintah maupun SDM-nya. Dia menambahkan, peluang kerja usia produktif ini sangat terbuka terutama di sektor pemanfaatan teknologi.

“Yang sekarang di depan mata sekarang sudah tahu ada teknologi digital di depan mata. Pekerjaan itu tidak akan jauh dari pengembangan teknologi itu sendiri,” kata dia.

“Dan tidak ada lain tidak ada bukan pasti yang muda muda ini yang sudah dari awal melek dengan teknologi. Jadi misalnya kaya teknologi informasi, hal-hal seperti itu yang makin banyak di carilah istilahnya demikian,” ia menambahkan.

2 dari 2 halaman

Anak Muda Menganggur Disebut sebagai Spesies Paling Berbahaya di Dunia

Sebelumnya,  Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk menyambut bonus demografi pada 2030. Dengan demikian, tingginya populasi produktif tersebut dapat memberikan efek positif terhadap daya saing bangsa.

Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kemeterian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Bambang Satrio Lelono, mengatakan bahwa apabila masa keemasan ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi bumerang bagi pemerintah. Sebab, pada masa itu diperkirakan usia produktif Indonesia mencapai sekitar 70 persen.

“Di mana pada saat itu jumlah usia produktif (kita) capai 70 persen. Dan itu menjadi beban kita semua kalau 70 persen ini usia produktif justru tidak produktif ini sangat sangat berbahaya,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa 8 Januari 2019.

Bambang mengatakan, untuk meningkatkan daya saing SDM di masa mendatang, maka dibutuhkan sinergi antara kementerian lembaga terkait lainnya. Ini dilakukan agar usia produktif dapat memiliki keterampilan dan mampu bekerja menunjukan produktifitasnya.

“Karena bagaimana kita ketahui bahwa ada salah satu majalah di Jerman menyebutkan makhluk atau spesies yang berbahaya di dunia adalah anak muda yang menganggur. Nah oleh karena itu ini menjadi pekerjaan rumah kita semua untuk membekali mereka,” ungkapnya.

Related posts