EKONOMI 

Kehadiran Fintech Dapat Bantu Kucurkan Kredit kepada Masyarakat

beritaterkini99 – Kehadiran industri financial and technology (fintech) dinilai tidak akan geser posisi perbankan. Akan tetapi, dapat dukung bank dengan kucurkan kredit.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan, keberadaan pelaku industri financial and technology (fintech) di Indonesia penting untuk mendongkrak penyaluran kredit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Dia pun menyebutkan, kehadiran fintech tidak akan menggeser posisi industri perbankan, malah justru menopang untuk bantu mengucurkan kredit ke PDB.

Menurut data Bank Dunia pada 2015, Bhima menyampaikan, porsi kredit terhadap PDB di Indonesia tercatat masih 39,1 persen. Hingga saat ini, lanjutnya, kenaikannya pun masih sangat kecil, yakni sekitar 40 persen.

“Dibanding negara lain seperti China dan Korea Selatan, itu sudah lebih dari 100 persen porsi kredit terhadap PDB. Indonesia dengan potensi ekonomi begitu besar sekarang masih sekitar 40 persen. Masih banyak sektor yang disalurkan kredit, tapi sampai sekarang belum dapat kucuran kredit dengan beberapa hambatannya,” ujar dia di Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Bhima menambahkan, dari sisi simpanan pemilik rekening dari populasi dewasa di Indonesia, itu hanya sekitar 49 persen. “Artinya kita memang populasi yang punya simpanan di perbankan masih sangat sedikit,” tambah dia.

Oleh karena itu, ia menuturkan, industri finansial teknologi turut lahir yang juga diikuti dengan ada ledakan teknologi dan revolusi digital. “Dari adanya fintech ini, harapannya gap-gap kredit ini bisa diatasi,” ungkap dia.

Selain itu, dia pun menilai, kehadiran industri fintech tidak akan menggeser posisi perbankan, namun justru dapat menjadi pelengkap bagi jasa keuangan konvensional yang sudah ada.

“Beberapa Fintech pun banyak berkolaborasi dengan pihak perbankan, karena sifatnya dia komplementer dan saling chaneling. Karena bank juga butuh untuk menyalurkan ke sektor-sektor ini. Jadi harus join dengan Fintech,” tutur dia.

 

1 dari 2 halaman

INDEF: Industri Fintech Sumbang Rp 25,97 Triliun terhadap PDB

Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bersama dengan Asosiasi Fintech lndonesia (AFTECH) membuat sebuah kajian tentang peran Financial Technology (Fintech) terhadap ekonomi Indonesia dengan menggunakan analisis Input-Output (l-O).

Dari hasil tersebut, ditemukan hasil perkembangan Fintech di dalam negeri mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 25,97 triliun.

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira menyatakan, potensi industri Fintech ke depan sangat menjanjikan.

Dalam riset ini, ia menyebutkan, pihaknya memakai data terakhir milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal II 2018 seputar total penyaluran dana pinjaman sebesar Rp 7,64 triliun, dengan jumlah peminjam 1,47 juta orang.

“Flashback ke 2016. Dari basic data OJK pada tahun tersebut, jumlah penyaluran dana Fintech Rp 200 miliar, sementara 2018 jadi Rp 7,6 triliun. Ada peningkatan luar biasa besar. Bukan hanya di Jakarta, tapi nasional, Rp 7,6 triliun secara agregat di semua provinsi di Indonesia,” ujar dia di Menara Satrio, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2018.

Lebih lanjut, ia memaparkan, perkembangan Fintech di Tanah Air mampu meningkatkan PDB sebesar Rp 25,97 triliun, serta dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga Rp 8,94 triliun.

“Kedua hal tersebut menunjukkan keberadaan Fintech telah mampu meningkatkan perekonomian lndonesia secara makro,” ungkap Bhima.

Tidak hanya itu, dia menambahkan, dari sisi dunia usaha turut terdongkrak. Besaran gaji dan upah karyawan bisa terangkat hingga Rp 4,56 triliun.

Fintech dianggapnya dapat menyuntikan sokongan dana untuk UMKM, khususnya di sektor perdagangan, keuangan dan asuransi.

“Ketiga sektor ini mempunyai peran langsung dalam pengembangan Fintech. Selain itu, kehadiran Fintech juga mampu menyumbang penyerapan tenaga kerja sebesar 215.433 orang yang tidak hanya dari sektor-sektor tersier,” ujar dia.

“Namun sektor primer seperti pertanian juga mengalami penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, yaitu 9 ribu orang,” tambah dia.

Related posts