POLITIK 

Survei Alvara: Jokowi-Ma’ruf Amin 53,6%, Prabowo-Sandiaga 35,2%

beritaterkini99 – Mendekati masa kampanye Pilpres 2019, Alvara Research Center merilis hasil survei elektabilitas capres-cawapres. Lalu siapa pasangan calon yang unggul versi survei Alvara?

Survei tersebut digelar pada 12-18 Agustus 2018 menggunakan multi-stage random sampling. Survei ini melibatkan 1.500 responden yang diambil di seluruh provinsi di Indonesia.

Dari hasil survei, elektabiltas pasangan Jokowi-Ma’ruf masih unggul atas Prabowo-Sandi. Founder and CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan bahwa elektabiltas dua paslon tersebut akan terus meningkat seiring masa kampanye dimulai.

“Pasangan capres-cawapres, Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin unggul (53,6 persen) dibanding Prabowo Subianto–Sandiaga Uno (35,2 persen). Sedangkan, pemilih yang belum memutuskan (undecided) sebesar 11,2 persen,” ujar Hasanuddin di Jakarta Pusat, Minggu (26/8/2018).

Menurut dia, ada tiga kunci kemenangan dalam Pilpres 2019, yaitu pemilih Jasuma (Jawa–Sumatra), pemilih muda (Gen Z–Milenial), serta pemilih muslim. Hasanuddin mengatakan Jawa dan Sumatera merupakan lumbung suara terbesar dalam Pemilu 2019 (78,5 persen).

“Hasil sementara, Pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno unggul di Sumatera. Sedangkan, Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin unggul di Jawa,” jelas dia.

Sementata itu, pemilih muda diprediksi juga akan mendominasi struktur pemilih di Pemilu 2019 dengan total 52,0 persen. Dengan demikian, Hasanuddin menyebut bahwa dua paslon akan bertarung ketat untuk merebut suara pemilih muda.

“Pasangan Jokowi – KH Ma’ruf Amin saat ini unggul di semua kelompok usia. Namun pada pemilih Gen Z dan Milenial, margin keunggulannya tidak terpaut jauh,” ucapnya.

1 dari 2 halaman

Bersaing Ketat

Selain itu, kedua paslon juga akan bersaing ketat untuk memperebutkan 87,6 persen suara pemilih muslim. Hasanuddin menuturkan pasangan Jokowi–KH Ma’ruf Amin masih unggul di pemilih muslim.

“Namun, selisih keunggulan Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin di ceruk pemilih muslim lebih kecil dibanding pemilih non muslim. Dari perspektif ini, soliditas pemilih NU akan cukup menentukan kunci suara pemilih muslim,” ucapnya.

“Dengan kondisi tersebut, masing-masing paslon perlu menpersiapkan pilihan strategi terbaik untuk membidik ceruk Pemilih Jawa–Sumatra, Pemilih Muda, dan Pemilih Muslim,” sambung Hasanuddin.

Related posts