EKONOMI 

Ekspor Agustus 2018 Turun karena Batu Bara

beritaterkini99 – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai USD 15,82 miliar. Angka ini turun 2,90 persen dibandingkan ekspor Juli 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, penurunan ekspor tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan DMO 25 persen untuk batu bara.

“Ekspor yang menurun dibandingkan bulan lalu itu lebih pada batu bara. Karena kita menghentikan trader batu bara tidak boleh dulu mengekspor, sekarang kita bikin kelonggaran boleh lagi ekspor, kemudian ketentuan DMO-nya tidak lagi menjadi kewajiban, saya percaya bulan depan bisa mengkompensasi,” ujar di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (17/9/2018).

Sementara dari sisi impor, Enggar menyatakan kenaikan impor pada Januari-Agustus 2018 baik untuk barang konsumsi sebesar 27,38 persen, bahan baku/penolong 23,24 persen dan barang modal 29,24 persen tidak ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah untuk mengendalikan impor, sehingga membuat importir jor-joran melakukan impor sebelum dibatasi.

“Kalau bicara sampai September ada beberapa bulan sampai menjelang Lebaran. Itu biasa terjadi kenaikan,” kata dia.

Sementara secara keseluruhan terkait dengan neraca perdagangan yang masih defisit, Enggar menyatakan jika hal ini dikontribusikan oleh defisit di sektor migas.‎‎

“Jadi dari sisi nonmigas kita positif, tetapi dari sisi migasnya masih negatif, tetapi negatifnya menurunkan dibandingkan yang lalu,” tandas dia.

1 dari 1 halaman

BPS: Ekspor RI Capai USD 15,82 Miliar pada Agustus 2018

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor lndonesia pada Agustus 2018 mencapai USD 15,82 miliar atau menurun 2,90 persen dibanding angka ekspor pada Juli 2018. Sementara secara year on year (yoy) atau dibanding Agustus Tahun 2017 meningkat 4,15 persen.

Kepala BPS, Suharyanto mengatakan bahwa ekspor nonmigas Agustus 2018 mencapai USD 14,43 miliar turun 2,86 persen dibanding Juli 2018. Sementara dibanding ekspor nonmigas Agustus 2017 naik 3,43 persen.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2018 mencapai USD 120,10 miliar atau meningkat 10,39 persen dibanding periode yang sama 2017,” kata Suharyanto di kantornya, Senin (17/9/2018).

Sementara itu, ekspor non migas mencapai USD 108,69 miliar atau meningkat 10,02 persen.

Suharyanto mengungkapkan, penurunan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2018 terhadap Juli 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD 380,7 juta (16,25 persen).

“Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar USD 61,3 juta (3,47 persen),” ujarnya.

 

Related posts