Fashion 

Cerita Tas Asal Semarang Gagal Pameran di Rusia karena Dinilai Sekelas Louis Vuitton

Beritaterkini99 – Ada sepenggel cerita menarik yang tersisa dari kemeriahan Festival Indonesia Moskow Rusia yang telah terselenggara tiga hari di awal Agustus 2019. Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lewat sebuah video di channel YouTube-nya yang diunggah Jumat, 9 Agustus 2019.

Jadi salah satu dari seribu peserta yang memeriahkan festival, dijelaskan di sana bahwa Provinsi Jawa Tengah membawa berbagai macam produk, seperti kopi, keripik, buah-buahan, jamu, kerajinan tas, bulu mata, furnitur, gula merah, kain baik, serta lurik.

Di antara banyak, sayang salah satu produk yang harusnya dipamerkan, tak bisa diambil, lantaran tertahan di imigrasi. Tas tak dapat diambil karena kualitasnya dinilai lebih tinggi dari harga jual secara resmi.

Pihak imigrasi Rusia menilai tas produksi brand asal Semarang, Jawa Tengah, Rorokenes, iitu setara dengan keluaran rumah mode asal Prancis, Louis Vuitton, yang harganya mencapai ratusan juta rupiah. Padahal, harga tas tersebut hanya berkisar antara Rp1–2 juta.

“Saya itu sampai masuk ke ruangan (di bandara) sendiri selama empat jam. Ada sekitar 15 petugas yang datang untuk mengurasi produk saya,” tutur perwakilan dari merek yang dimaksud.

“Mereka mengira itu terbuat dari kulit eksotis. Padahal itu (tas) sebenarnya terbuat dari kulit kambing dan kulit domba. Akhirnya keseluruhan barang saya ditahan, tidak bisa diambil,” sambungnya.

 

2 dari 2 halaman

Sudah Sampai Jepang

Ia menambahkan, tas produk Rorokenes sudah secara continue dikirim ke Jepang. Kendati kesempatan dijual Rusia gagal, perwakilan Rorokenes mengaku bangga, lantaran kualitas produknya disamakan dengan tas branded kelas dunia.

“Kata-kata yang keluar dari mulut mereka ketika saya curi dengar adalah ‘This is good stuff‘”,” sambungnya.

Selama festival berlangsung, tercatat ada delapan perjanjian ekspor produk dari Jawa Tengah ke Rusia senilai lebih dari enam juta dolar Amerika atau setara Rp85 miliar. Salah satunya biskuit Fine Choice produksi Kabupaten Semarang yang mendapat pesanan sampai tiga kontainer senilai Rp1,5 miliar.

Related posts