Lifestyle 

Ternyata Ini 8 Penyebab Rambut Rontok yang Paling Sering Terjadi!

 

Adakah yang mengalami kerontokan rambut di usia 20-an? Atau malah belasan? Tahukah kamu penyebabnya? Karena biasanya orang mengalami kerontokan rambut di usia 30-an.

Kerontokan rambut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, ada yang memang terjadi secara alami, ada yang karena kesalahanmu sendiri. Dilansir dari berbagai sumber, berikut 8 penyebab kerontokan rambut.

1. Biasanya terjadi ketika kamu sedang tertekan atau stres

Masalah-masalah yang kamu alami dan membuat kamu tertekan, membuat otot syaraf yang ada di kepala menegang. Perlu kamu ketahui bahwa siklus pertumbuhan rambut terdiri dari beberapa fase, yaitu fase anagen (fase pertumbuhan), fase katagen (fase peralihan), fase telogen (fase istirahat) dan fase eksogen (fase rambut lepas). Secara normal, fase tersebut akan berlangsung 2,5 – 6,5 tahun, namun keadaan stres akan mempercepat siklus pertumbuhan rambut, sehingga rambut akan terlepas sebelum waktunya.

2. Terjadi selama masa kehamilan karena perubahan hormonal

Rambut rontok selama masa kehamilan ternyata wajar, kok. Karena pada masa itu kamu akan mengalami perubahan hormonal, sehingga itu merupakan hal yang normal. Keadaan rambut akan normal kembali dalam waktu tiga bulan atau lebih.

3. Jangan-jangan kamu memiliki gangguan hormon

Ya, bisa jadi lho. Tiga jenis hormon yang bisa menyebabkan kerontokan adalah sebagai berikut:

  • Hormon Alopesia Androgenetik. Ternyata selain bentuk, warna, dan jenis rambut, kerontokan juga diturunkan secara genetik. Jika kamu merasa sudah mencoba mengobati kerontokan namun tetap saja gagal, coba cek lagi mungkin anggota keluargamu banyak yang mengalami kerontokan juga.
  • Hormon Dihydro Testosterone (DHT). Hormon ini merupakan hormon yang memicu pertumbuhan rambut pada pria maupun wanita. Akan terjadi kebotakan apabila kadar hormon ini di dalam tubuh tidak seimbang.
  • Hormon Alopesia Areata. Hormon ini menyebabkan pitak. Namun perlu kamu ketahui bahwa pitak tidak terjadi secara permanen.

4. Merupakan efek samping dari obat yang sedang kamu konsumsi

Kerontokan juga bisa terjadi karena efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat yang mengurangi kemampuan darah untuk membeku (antikoagulan), obat untuk tekanan darah tinggi (beta-blocker), obat depresi, obat pengencer darah, obat kemoterapi dan kontrasepsi. Namun tenang saja, kerontokan akan perlahan berkurang begitu penggunaan berakhir.

5. Tergantung dari asupan nutrisi

Tingkat konsumsi gizi dan vitamin mempengaruhi terjadinya kerontokan. Penelitian Bayor College of Medicine di Texas menemukan bahwa pertumbuhan rambut, termasuk kerontokan, dipengaruhi oleh kurangnya asupan protein, seng (zat besi), dan vitamin D. Jadi, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan-kandungan yang dibutuhkan rambut, ya.

6. Ternyata kurang aktivitas dan olahraga juga salah satu penyebabnya, lho

Sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga saja bisa jadi penyebab kerontokan rambut, apalagi yang sengaja bermalas-malasan. Hati-hati ya buat kamu-kamu yang terlalu sibuk. Sebaiknya sempatkan untuk beolahraga, tidak hanya demi rambutmu, tapi juga demi kesehatan tubuhmu.

7. Perawatan rambut yang berlebihan

Sangat berbahaya jika kamu gemar melakukan perawatan rambut yang berlebihan, seperti meluruskan (rebounding) atau mewarnai rambut berulang kali. Bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya sangat tidak baik bagi pertumbuhan rambut dalam jangka panjang. Kerontokan adalah salah satu risiko dari aktivitas ini.

8. Beraktivitas di bawah sinar matahari tanpa pelindung kepala

Memang sinar matahari memiliki manfaat yang baik buat tubuh kamu. Tapi kamu harus tahu juga bahwa terlalu lama berada di bawah sinar matahari tanpa pelindung kepala dapat merusak rambutmu. Kesehatan rambutmu akan menurun karena keratin rambut berkurang. Jika sedang panas, jangan malas untuk menggunakan topi atau payung ya.

Koreksi lagi, yang mana dari 8 faktor di atas yang merupakan penyebab kerontokan rambutmu? Segera ditangani ya. Jika sudah tidak wajar, segera konsultasikan ke dokter.

Related posts