TEKNOLOGI 

Libas Snapchat, Instagram Kini Jadi Medsos Idaman Milenial

beritaterkini99- Instagram dan Snapchat bisa dikatakan menjadi rival berat untuk urusan konten Stories.

Pada kenyataannya, justru Snapchat lebih dulu yang menjadi penggagas konten berbagi foto dan video singkat berdurasi 15 detik.

Namun di Amerika Serikat (AS), popularitas Snapchat kian tergerus.

Menurut laporan survei lembaga Pipper Jaffray yang dikeluarkan belum lama ini, Instagram ternyata lebih mendominasi pengguna milenial di Negeri Paman Sam ketimbang Snapchat.

Survei tersebut, sebagaimana dikutip laman Business Insider, Selasa (23/10/2018), ditujukan ke lebih dari 8.600 responden remaja dari 48 negara bagian terkait penggunaan media sosial (medsos).

Hasilnya, 85 persen responden mengaku menggunakan Instagram sebagai medsos untuk mengakses tren fashion, hiburan, serta teknologi.

Meski begitu, baik Instagram dan Snapchat tetap menjadi dua medsos yang paling banyak digunakan kalangan anak muda AS.

Sementara Facebook dan Twitter perlahan mulai ditinggalkan pengguna dan menjadi medsos yang lebih digandrungi pengguna dewasa.

2 dari 3 halaman

Kalah Bersaing dengan Instagram, Snapchat Siap Perkenalkan Fitur Baru

Tak sepopuler ketika meluncur di pasaran pada September 2011, Snapchat dikabarkan bakal memperkenalkan sebuah fitur baru untuk meningkatkan jumlah pengguna, khususnya gamer.

Rencananya, perusahaan besutan Evan Spiegel itu akan memperkenalkan gaming hub-nya pada akhir 2018 ini.

Untuk merealisasikan rencananya, perusahaan sudah melakukan pendekatan untuk bekerja sama dengan sejumlah penerbit gim.

Dikutip dari laman Ubergizmo, Senin (2/7/2018), Snap akan menambahkan fitur gaming hub itu langsung ke dalam aplikasi, dan bisa memberikan pengalaman bermain gim yang unik kepada pengguna.

Nantinya, Snapchat akan berfungsi sebagai ‘tuan rumah’ bagi pengguna yang sudah mengunduh gim dari toko aplikasi di dalam aplikasi pesan singkat tersebut.

Laporan itu juga menyebutkan, Snapchat sudah mengembangkan fitur ini lebih dari setahun, dan akusisi PlayCanvas terkait erat dengan fitur baru ini.

Sekadar informasi, PlayCanvas memang dikenal sebagai perusahaan yang membuat software untuk mengembangkan gim mobile.

Terkait kabar ini, Snap, masih belum memberikan pernyataan resmi tentang fitur baru yang akan hadir di Snapchat.

3 dari 3 halaman

Facebook Kerap Sontek Snapchat, Sang Pendiri Tersanjung

Sudah bukan rahasia lagi kalau Facebook kerap ketahuan menyontek fitur yang dimiliki Snapchat. Meski tak mengaku menyontek, fitur Snapchat kini sudah hadir di Instagram–yang notabene sudah menjadi milik Facebook.

Kendati demikian, hal mengejutkan keluar dari pernyataan CEO Snapchat, Evan Spiegel, terkait hal tersebut. Dalam acara tahunan Code Conference Recode baru-baru ini, Spiegel mengaku dirinya ternyata tak masalah fitur layanannya disontek Facebook.

Ia mengaku tersanjung karena Facebook meniru fitur yang ada di layanannya. Lebih lanjut ia menuturkan, meski Facebook meniru fitur populer yang ada di platform-nya, bukan berarti perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu lebih unggul.

Snapchat bukan hanya sekadar fitur, platform ini memiliki dasar filosofis yang melawan media sosial tradisional,” tuturnya seperti dikutip dari Recode, Rabu (30/5/2018).

Ia pun menyebut layanan semacam Snapchat yang membuat media sosial tradisional merasa terancam.

Spiegel menuturkan, pada dasarnya seseorang tak senang berkompetisi dengan temannya untuk mendapatkan ‘Likes’ dan perhatian. Hal itu, menurutnya, merupakan hal yang tak begitu menyenangkan dan bagus.

Karena itu, Snapchat memilih untuk tidak memiliki fitur ‘Likes’ semacam itu. Suami Miranda Kerr ini mengaku sejak awal mendorong Snapchat sebagai platform komunikasi ketimbang sekadar berbagi dengan orang banyak.

Nilai ini, menurut Spiegel, berbeda dari format yang dimiliki Facebook sebagai sebuah media sosial. Hal ini pula yang membuat Snap masih bisa bertahan, meski Facebook dapat meniru fitur yang dimiliki layanannya.

“Pada dasarnya, sangat sulit bagi mereka (Facebook) untuk mengubah DNA-nya, yakni membuat orang berkompetisi dengan orang lain secara online untuk mencari perhatian. Nilai kami sangat sulit ditiru,” tutur ayah satu anak tersebut.

Related posts