Lifestyle 

Minum Antibiotik Harus Sampai Habis? Nggak Sesimpel Itu Sih

beritaterkini99- Pemberian antibiotik biasanya disertai anjuran ‘harus dihabiskan‘ dengan dosis minum sesuai resep dokter. Hal ini bertujuan mematikan bakteri jahat yang telah mengganggu kerja tubuh. Kerja antibiotik jangan sampai bertabrakan dengan flora baik yang ada dalam tubuh.

Pada kenyataannya, pemberian antiobiotik kerap tak didului pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan hanya berdasar tanda umum berisiko kurang tepat, yang menyebabkan efektivitas antibiotik turun.

“Kalau sudah begini pasien jangan keburu menghabiskan antibiotik, sebelum kembali berkonsultasi dengan dokter terkait,” kata Ketua Departemen Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anis Karuniawati.

Anis mencontohkan kasus demam yang kerap diidentikkan dengan infeksi bakteri. Kenaikan suhu badan sebetulnya menandakan kerja sistem imun tubuh. Daya tahan tubuh bekerja maksimal pada suhu 38 derajat Celcius, bukan pada temperatur yang lebih rendah. Antibiotik biasanya diberikan untuk seminggu dengan aturan pakai 3 x 1.

Dalam kasus tersebut, Anis menyarankan untuk memperhatikan kondisi tubuh usai pemberian antibiotik. Bila pada hari ketiga atau keempat muncul ruam atau bintik merah,pasien sebaiknya segera kembali ke dokter sebelum obat habis. Ruam atau bintik mungkin merupakan gejala demam berdarah, campak, dan cacar yang tidak diatasi dengan antibiotik.

Pemberian antibiotik seharusnya didului pemeriksaan laboratorium, untuk memaksimalkan manfaatnya. Sayang, tahap ini kerap dilewati sehingga rentan terjadi overuse pemberian antibiotik. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama berisiko mengakibatkan resistensi yang menurunkan peluang kesembuhan penyakit.

Jadi, harus sampai habis atau tidak? Konsultasikan lagi dengan dokter yang memeriksa, itu yang paling aman.

Related posts